STOP PRESS : Kepada Nara Sumber SINARPENA.COM Diharap untuk tidak melayani wartawan kami yang KTA dan Kartu liputan Persnya sudah habis masa berlakunya. Demikian , atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Yayasan Pendidikan Islam Ayman, Jaticempaka Pondok Gede Kota Bekasi Gelar Seminar Pendidikan Seksual Usia Dini.



( oleh : Akhmad Suhaemi)

Mengapa Pendidikan Seksual Harus Diberikan di Sekolah?

Angka kekerasan seksual pada anak menurut laporan KPAI tidak kunjung turun dan menyentuh angka 3000 kasus pada tahun 2023. Apalagi, berita-berita tentang kekerasan seksual pada anak akhir-akhir ini di media cetak dan elektronik semakin marak. 


Hal yang lebih memprihatinkan, pelaku kekerasan seksual pada anak bukanlah orang asing; mereka justru adalah orang-orang yang dekat bahkan keluarga sendiri. 


Selain itu, perkembangan internet yang semakin pesat dapat juga berdampak negatif jika disalahgunakan penggunaannya. 


Konten internet seperti video maupun game yang berisi pornografi ataupun kekerasan yang terpapar pada remaja dan anak dapat berdampak pada psikologis mereka dan menyebabkan adiksi. 


Pada anak atau remaja yang mengalami adiksi ini akan cenderung lebih besar melakukan kekerasan seksual. 


Suhaemi Guru PKN di SMP Islam Ayman menyebut, pendidikan seksual menjadi salah satu solusi untuk menekan angka kejadian kekerasan seksual dan adiksi pornografi pada anak, sehingga penting untuk memasukkan muatan pendidikan seksual pada kurikulum di sekolah. Sayangnya, kurikulum yang ada tidak secara khusus membahas tentang pendidikan seksual. 


“Sejauh ini, kurikulum yang memuat satu aspek muatan pendidikan seksual adalah Kurtilas (Kurikulum pembelajaran tahun 2013). Hanya saja, materi yang ada tidak secara kompleks memuat pendidikan seksual namun hanya tentang kesehatan reproduksi dan itu baru diberikan pada tingkat SMA dan SMP. Padahal, semakin dini pendidikan seksual diberikan maka semakin baik,”ujar Suhaemi Kamis (19/9/24)


Menurutnya, jika mengikuti tugas perkembangan anak balita, pendidikan seksual pada tingkat taman kanak-kanak bermanfaat bagi mereka untuk mengenal dan memahami tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan organ seks serta melindungi organ seks. 


“Implementasinya pada kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dilakukan pada pembiasaan menjaga kebersihan setelah buang air maupun pemahaman bahwa organ seksual tidak boleh disentuh oleh sembarangan orang,”imbuhnya lagi.


Sementara, pada anak tingkat sekolah dasar, pendidikan seksual yang sesuai dengan tugas dan aspek perkembangan mereka adalah berkaitan dengan kesadaran gender dan kematangan hubungan dengan teman sebaya. Apalagi, pada masa sekarang ini, anak SD mengalami pubertas dan kematangan seksual yang semakin cepat.


Kondisi pubertas yang semakin cepat dapat memungkinkan siswa lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual. Sehingga, seharusnya pengenalan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi sudah diberikan.


Pendidikan seksual tidak boleh lagi dianggap sebagai hal yang tabu agar realisasinya tak terhambat. Pemerintah perlu secara khusus memikirkan bagaimana implementasinya dengan menyesuaikan konten kurikulumnya sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan remaja. 


“Pemahaman yang tepat tentang seks dan seksualitas dapat menjadi kekuatan dan sekaligus benteng bagi anak dan remaja dari usaha-usaha pelecehan dan kekerasan seksual dan derasnya paparan negatif arus internet,”pungkasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama