DOMPU NTB, SINAR PENA.COM- Serangkaian memperingari Hari Ulang Tahun Kabupaten Dompu Ke-209 Tahun 2024, Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu menggelar acara ziarah ke Makam Sultan Muhammad Sirajudin yang berlokasi di Kompleks Pemakaman Masjid Baiturahman Kelurahan Karijawa Kecamatan Dompu.
Ziarah berlangsung Kamis (18/04/24) seusai pelaksanaan upacara di Lapangan Beringin Dompu, diikuti Pejabat Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si bersama rombongan, Bupati/Wali Kota atau pejabat yang mewakili Se-NTB, Wakil Bupati Dompu, Ketua dan Anggota DPRD, Anggota Forkompimda, Pejabat Lingkup Provinsi NTB, Kabupaten Dompu, Keluarga Sultan Muhammad Sirajuddin, dan elemen penting lainnya.
Pejabat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si sedang Menabur Bunga di Makam Sultan Sirajuddin
Mengawali sambutannya di acara ziarah ini, Bupati Dompu, H. Kader Jaelani, mengapresiasi perjuangan dan dedikasi Sultan Muhammad Sirajuddin atau yang popupeler dengan sebutan Sultan Manuru Kupa di zamannya bagi masyarakat dan daerah Kabupaten Dompu.
Dijelaskan Bupati H. Kader Jaelani, bagi masyarakat Kabupaten Dompu nama besar Almarhum Sultan Muhammad Sirajuddin tentu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bahkan di beberapa kerajaan saat itu, lebih-lebih di daerah Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) keberadaan beliau sangat dihormati dan diagung-agungkan sehingga makamnya atau kuburannya pun dianggap sebagai tempat yang keramat serta banyak dikunjungi (dijiarahi) oleh masyarakat.
Menurutnya, Sultan Muhammad Sirajuddin sangat dikagumi karena kepribadiannya yang begitu keras dan gigih dalam menentang kebijakan politik Pemerintah Hindia Belanda selaku penjajah.
Disebutkannya, Sultan Muhammad Sirajuddin menentang kebijakan politik Pemerintah Hindia Belanda saat itu yang antara lain pemerintah kesultanan harus berada dan taat pada pemerintah hindia belanda sultan menentang adanya kerja rodi, pemaksaan pajak-pajak (blasting) berupa pajak kelapa dan hasil bumi harus disetor kepada pemerintah hindia belanda dan perdagangan hasil bumi harus dilaksanakan dengan pemerintah hindia belanda.
Disamping itu Bupati H. Kader juga menyebutkan Almarhum Sultan Muhammad Sirajuddin menentang keras terhadap pemerintah hindia belanda yang mencoba mengintervensi beberapa kebijakan Pemerintah Kesultanan Dompu.
”Akibat dari sikap tegasnya tersebut akhirnya Almarhum Sultan Muhammad Sirajuddin diasingkan Belanda ke Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur”, tegasnya.
Lanjut Bupati H. Kader Jaelani mengungkapkan apa yang kita lakukan sekarang ini merupakan bentuk ungkapan terima kasih kita atas jasa dan perjuangannya, Semoga Arwah Almarhum Sultan Muhammad Sirajuddin (Sultan Manuru Kupa) mendapatkan tempat yang layak di sisinya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Diakhir sambutannya Bupati H. Kader Jaelani menyampaikan tidak berlebihan jika kita mengusulkan Almarhum Sultan Muhammad Sirajuddin (Manuru Kupa) sebagai Pahlawan Nasional.
“Untuk hal dimaksud kami mohon kiranya dukungan dari Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat dalam proses pengusulannya”, Tutupnya. (Prokopim/ory)
Posting Komentar